• Home
  • Hi!
  • Thought
  • Review
  • Trip
instagram

The Random Journal

Setiap ke Bandung, selalu berencana untuk mampir ke Bengkel Kopi. Namun berkali-kali gak jadi. Alasannya macem-macem. Pergi dan pulang gak lewat Ledeng, macet dan berujung bete yang bikin gak mood buat nongkrong, terlanjur kekenyangan yang bikin males buat ngopi lagi, dan lain-lain.

Nah, bulan April lalu akhirnya aku dan adikku nyoba datang ke Bengkel Kopi. Kita berdua niat banget pingin kesana, sampai-sampai nahan buat gak ngopi sebelum pulang.

Bengkel Kopi adalah sebuah cafe yang terletak di Jalan Setiabudi, Bandung. Sesuai dengan namanya, cafe ini sangat kental dengan suasana bengkel. Cafe ini terdiri dari ruangan indoor dan outdoor.


Kita akan menemui meja kasir begitu masuk ke dalam cafe ini. Di ruangan ini kita bisa menemukan stir mobil yang dijadikan hiasan dinding. Gak ketinggalan juga kunci-kunci, obeng dan perlengkapan bengkel lainnya yang dijadikan pelengkap dekorasi yang di pasang di dinding.



Beberapa tempat duduk yang disediakan untuk pelanggan pun sangat unik, yaitu terbuat dari drum. Selain itu ada juga yang terbuat dari ban.

Ruangan outdoor Bengkel Kopi terdapat di dalam, setelah ruangan yang terdapat meja kasir. Disana kita bisa menemukan sebuah mobil tua yang ditata dengan apik. Kalau yang suka foto-foto, bisa banget tuh berfoto disitu.




Menu makanan dan minuman yang ditawarkan di Bengkel Kopi sangat beragam. Mulai dari makan berat hingga camilan. Nasi goreng, tahu rawit, tempe mendoan, roti bakar, telur puyuh, peuyeum dan lain-lain bisa kita pesan disini. Untuk minumannya pun gak hanya kopi. Kopi yang digunakan di Bengkel Kopi ini pun berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Garut, Ciwidey, Bali, Flores dan Aceh. Proses pembuatannya pun ada yang dilakukan secara manual dan diproses menggunakan mesin yang modern.





So far ngopi di Bengkel Kopi asik kok. Tertarik untuk mencoba?



Bengkel Kopi
Jl. DR. Setiabudhi No. 257, Isola, Sukasari, Bandung
11.00 - 24.00

Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
Pingin liburan dengan low budget dan tanpa macet? Jalan-jalan di kota tempat kita tinggal bisa jadi pilihan loh.

Liburan lebaran kemarin, aku dan gank-ku (read: saudara) pergi ke salah satu curug (air terjun) yang ada di kotaku. Curug Cileat namanya. Curug yang berada di Kampung Cibago, Desa Mayang, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang ini katanya sih ketinggiannya mencapai lebih dari seratus meter. Jarak yang harus kita tempuh untuk mencapai Curug Cileat sekitar lima kilometer dari tempat parkir kendaraan yang disediakan di tempat wisata ini dengan waktu tempuh kurang lebih dua jam. Lumayan bikin pegal kaki sih, tapi percayalah semua akan terbayar saat kita sampai di Curug Cileat.

Kami memulai perjalanan dari tempat parkir sekitar pukul sebelas siang. Oia, tarif parkir di tempat ini Rp. 5.000/ kendaraan dan biaya tiket masuknya Rp. 5.000/ orang, liburan murah meriah banget kan? :p 

Ada dua rute untuk bisa sampai ke tujuan. Rute area pesawahan dan rute hutan. Kali ini kami menggunakan rute pesawahan. Eits jangan anggap enteng rute area pesawahan sebelum mencoba sendiri yaa.

Pemandangan sepanjang perjalanan

Perjalanan dimulai dengan melewati area pesawahan warga, kemudian masuk ke area hutan alami kaki Gunung Canggah dengan jalan yang menanjak. Jalur yang harus kami tempuh lumayan ekstrem. Di sisi kanan terdapat tebing dan pohon-pohon yang rimbun, sedangkan di sisi kiri terdapat jurang. Jadi untuk bisa mencapai Curug Cileat kami harus menyiapkan tenaga yang cukup.

Area pesawahan warga

Namun untuk yang gampang capek dan laperan, jangan khawatir. Di sepanjang jalan ada beberapa warung yang menjual makanan dan minuman. Mamang cuanki juga ada loh. Selain itu, ada juga sebuah saung yang menyediakan toilet, tempat istirahat dan mushola. Kami pun sempat istirahat disana.

Adik sepupu, keponakan, adik, kakak sepupu di area saung tempat istirahat.

Selama perjalanan menuju Curug Cileat, kami menjumpai empat curug lainnya, yaitu Curug Citorok yang memiliki ketinggian sekitar 70 meter, Curug Cimuncang yang memiliki ketinggian 80 meter dan Curug Cimuncang Pasir yang ketinggiannya mencapai 90 meter. Sedangkan Curug Anak Cileat berada di sebelah Curug Cileat.

Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Curug Anak Cileat dan Curug Cileat dari Curug Cimuncang Pasir sekitar 45 menit. Dan begitu sampai di Curug Cileat, hawa dingin langsung kami rasakan. Percikan air terjunnya pun membuat kami menggigil. Kolam alami yang berada tepat di bawah air terjun memiliki air yang sangat jernih dan dingin. Sebentar saja berada di kolam tersebut membuat kami kedinginan.

Curug Cileat dan Curug Anak Cileat

Curug Anak Cileat



Setelah puas merasakan air terjun yang dingin, perut kami pun merasakan lapar. Kami langsung naik ke atas dan menghampiri warung yang ada disana. Semangkuk mie instan dan segelas kopi panas berhasil mengisi tenaga kami untuk melakukan perjalanan pulang.

Bagaimana, tertarik untuk mendatangi Curug Cileat?
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Newer Posts
Older Posts

Slice of Lyfe

Labels

  • PERSONAL THOUGHT
  • POEM
  • REVIEW
  • TRIP

Popular Posts

  • Menjadi Seorang INFP
  • Pengalaman Mempunyai Akun Online Dating
  • Kursus Online di Udemy
  • MENIKAH.
  • Menikmati Kopi di Tuang Cafe

Blog Archive

  • ►  2019 (1)
    • ►  February 2019 (1)
  • ▼  2018 (32)
    • ►  December 2018 (1)
    • ►  September 2018 (1)
    • ▼  August 2018 (2)
      • Ngopi di Bengkel Kopi
      • Kecipratan Air di Curug Cileat
    • ►  July 2018 (5)
    • ►  June 2018 (7)
    • ►  May 2018 (5)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  March 2018 (3)
    • ►  February 2018 (1)
    • ►  January 2018 (4)
  • ►  2017 (11)
    • ►  December 2017 (11)
Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose