• Home
  • Hi!
  • Thought
  • Review
  • Trip
instagram

The Random Journal

Saat ini, minum kopi menjadi kebiasaan bagi sebagian banyak orang. Ga hanya orang tua, anak muda pun banyak yang mengkonsumsinya, termasuk para millenial. Berkat millenials, tren 'ngopi cantik' menjadi lifestyle yang sangat digandrungi. Maka ga heran jika kini kita akan sangat mudah menemukan tempat ngopi. Mulai dari coffee truck, warung kopi pinggir jalan, kedai kopi biasa, hingga kedai kopi elit menawarkan kopi terbaiknya.

Untuk kamu yang berdomisili di Subang, atau kebetulan sedang berada di Subang, ada kedai kopi baru yang bisa dijadikan pilihan untuk menikmati kopi. Firefly Coffee Shop.




Kedai kopi yang resmi dibuka pada tanggal 19 Januari 2019 ini, menjadikan kopi khas Papua sebagai signature-nya. Biji kopi yang ditanam di pegunungan Papua yang digunakan di kedai ini antara lain: tiom, omliom, sabin dan maksum.

Seperti kedai kopi kekinian lainnya, Firefly pun menawarkan tempat yang nyaman untuk pelanggannya, ada area indoor dan outdoor. Selain itu, fasilitas yang disediakan juga cukup lengkap, seperti toilet, mushola juga wifi.



Area indoor

Area outdoor

Owner yang sekaligus barista di kedai ini sangat komunikatif. Sambil membuatkan kopi pesanan, dia bercerita mengenai alasannya menggunakan kopi Papua. Dia juga meminta kami (aku & teman-temanku) untuk mencicipi kopi yang dia klaim sebagai kopi termahal di Indonesia. Kopi omliom, yang katanya harganya mencapai 5,3 juta per kilo.

Kopi omliom ini termasuk kopi arabika. Menurutku, kopi ini acidity-nya ga terlalu tinggi, body-nya light, rasanya lebih fruity dan clean aftertaste. Overall sih kopinya enak (iyalah, kopi mahal).
Kopi omliom
Ga lama setelah mencicipi kopi omliom, pesanan kami datang. Aku memesan americano dan ayam goreng matah. Acidity americano-nya lebih kuat dari omliom dan rasanya lebih nutty. Aku ga tau dan ga tanya sih kopi apa yang dipakai. But not bad lah ya. Rasa ayam goreng matahnya enak, tapi nasinya sedikit. :p

Americano

Ayam goreng matah
Minuman dan makanan yang dipesan teman-temanku juga katanya enak-enak. Jadi kami ga nyesel datang ke kedai ini, dan mungkin akan datang lagi.
Red velvet

Ice latte

Mie goreng pedas
Roti bahagia
Gimana, tertarik untuk mencoba?

P.S. Karena penasaran dengan kopi omliom yang harganya 5,3 juta itu, setelah pulang dari Firefly, aku browsing and I've found nothing tentang kopi omliom. Tapi... ada berita tentang kopi tiom. Jadi kopi tiom ini kopi yang berasal dari daerah Tiom, di kabupaten Lanny Jaya, Papua yang berhasil ditawar dengan harga 5,3 juta per kilonya dari hasil lelang dalam Festival Kopi Papua 2018.
Sedangkan Omliom, Sabin dan Maksum adalah nama-nama daerah di kabupaten Pegunungan Bintang, Papua yang merupakan daerah penghasil kopi juga, hanya saja mungkin kopinya belum terekspos.



Firefly Coffee Shop
Jl. Bumi Abdi Praja No. 3, Subang
13.00 - 22.00

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Wow, ternyata udah sembilan juta delapan ratus empat puluh sembilan ribu enam ratus detik aku ga ngeblog. Pantesan aja tadi sempet lupa gimana cara login ke blogspot :)) Akibat mood yang timbul tenggelam jadilah komitmen menulis seminggu satu postingan hanya wacana belaka, padahal banyak banget pikiran-pikiran yang pingin diungkapin.

Okay, sementara di luar berisik banget sama suara knalpot motor dan terompet yang ditiup orang-orang yang mau taun baruan, mumpung lagi ada mood, i wanna write about something.

As we know, beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 22 Desember 2018, negara kita, Indonesia baru saja mengalami bencana tsunami di Selat Sunda. Tentunya bencana ini membuat seluruh rakyat Indonesia bersedih. And Thanks, God, masih banyak banget orang-orang yang peduli akan sesamanya. Banyak orang yang memberikan bantuan baik berupa materi maupun non materi kepada saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Bahkan dari salah satu platform crowdfunding yang populer di Indonesia, aku bisa melihat pergerakan penggalangan dana yang sangat cepat. Dalam waktu satu malam saja, dana yang terkumpul mencapai puluhan juta rupiah. Alhamdulillah masih banyak orang baik di negara ini.

Tapiiiiii...

Sayangnya ada tapinya nih. Ada beberapa gelintir orang yang kelakuan dan pikirannya agak-agak ga beres. Humanity-nya patut dipertanyakan. Aku sampe ga habis pikir, ko ada ya orang yang kaya gini.

Jadi beberapa hari yang lalu aku baca artikel tentang orang-orang yang ber-selfie ria di lokasi bencana tsunami Selat Sunda. Background selfie mereka bener-bener lahan banjir yang dipenuhi mobil-mobil dan semua yang hancur akibat tsunami. Yang bikin aku 'gemas' sih ekspresi mereka yang sama sekali tidak menunjukkan simpati pada korban. Senyum-senyum manis gitu, malah ada yang sambil mengacungkan jarinya membentuk huruf V.

Menurut Jamie Fullerton, seorang jurnalis The Guardian yang menulis artikel 'Destruction gets more likes': Indonesia's tsunami selfie-seekers, salah satu orang yang berselfie di lokasi bencana bilang gini, "The photo is on Facebook as proof that we are really here and gave the aid." Kesel banget ga sih dengernya? Kalo aku sih kesel.

Kalau memang pingin ngasih liat bahwa mereka sudah bener-bener kesana dan memberikan bantuan, ya ga usah selfie sambil senyum-senyum juga kali ah. Bisa kan fotoin pas serah terima bantuannya, walaupun agak ga setuju juga karena jadinya terkesan riya. Tapi pastinya masih banyak cara yang pantas daripada selfie sambil senyum-senyum gitu.

Masih menurut artikelnya Fullerton, ada korban yang mengaku kecewa dan sedih melihat kelakuan-kelakuan 'aneh' selfie seekers itu. Wajar banget sih, aku aja yang ga lihat langsung kecewa, apalagi korban yang lihat langsung. :(

Apa mereka ga bisa bayangin ya gimana rasanya kalau jadi korban? --" That kind of people have no empathy. Miris banget. Semoga kita ga kaya gitu ya.

Sekian keluh kesah untuk hari ini. See you next year :)
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Masih dalam suasana libur lebaran, masih bersama dengan keluarga, dan masih pergi ke curug yang ada di Subang.

Objek wisata di Subang memang belum begitu terkenal. Paling orang-orang hanya mengenal Pemandian Air Panas Sari Ater dan Gunung Tangkuban Parahu. Itu pun kadang mereka menyebutnya bahwa lokasi objek wisata tersebut berada di Bandung Barat, bukan di Subang. Sebenarnya selain Sari Ater dan Tangkuban Parahu, Subang punya beberapa curug (air terjun) yang bisa dikunjungi loh.

Kali ini aku dan saudara-saudaraku mengunjungi curug yang ada di Desa Cibeusi, Ciater, Subang. Namanya Curug Cibareubeuy. Bagi yang sudah pernah datang ke Pemandian Air Panas Sari Ater, untuk menuju lokasi Curug Cibareubeuy, kita akan melewati Sari Ater terlebih dahulu, baru kemudian menuju ke Desa Cibeusi. Btw, ini kunjungan kedua ku ke Curug Cibareubeuy.

Setelah sampai di Desa Cibeusi, kami langsung menemukan pintu loket tiket. Kemudian kami membeli tiket dan langsung berjalan menuju curug. Oh iya, ada dua jalur pilihan untuk menuju curug, yaitu jalur hutan dan jalur pesawahan. Karena kali ini jalan bersama tiga ibu-ibu dan satu anak kecil, jadi kami memilih jalur pesawahan. 



Jangan takut tersesat karena banyak banget sign menuju curug. Keuntungan lewat jalur pesawahan adalah kita jadi gak gampang capek karena jalannya yang landai. Selain itu kita juga bisa nemuin beberapa warung yang bisa kita gunakan untuk istirahat dan ngopi-ngopi kalau kita udah merasa capek. Untuk menuju ke curug kita harus berjalan kaki sekitar satu jam. Lumayan ya.



Di area ini, kita gak cuma bisa nikmatin Curug Cibareubeuy saja. Ada Jabon Camping Area, Kampung Senyum, Menara Selfie dan Curug Pandawa.

Nah lokasi pertama yang dapat kita temui setelah perjalanan melewati pesawahan adalah Desa Cinta Laksana. Di desa ini adalah area camping, namanya Jabon Camping Area.




Setelah itu, barulah kita sampai di Kampung Senyum. Kampung Senyum adalah kampung budaya yang dikelola oleh Abah Rosid. Di Kampung Senyum ini kami menemukan sebuah papan dengan tulisan yang menyuruh pengunjung untuk membunyikan kentongan sebanyak lima kali sebelum memasuki kampung. Selain itu, di Kampung Senyum ini juga ada penginapan loh, tapi aku lupa nanya tarifnya. 

Oh iya di Kampung Senyum juga kita bisa melihat cara membuat gula arean, meminum lahang (air dari pohon aren) dan bisa belajar memainkan alat musik buatan Abah Rosid yaitu celempung.

Setelah puas di Kampung Senyum, kami melanjutkan perjalanan. Sekitar lima menit dari Kampung Senyum, kita sudah sampai di Curug Cibareubeuy. Curug ini mempunyai ketinggian sekitar 40 meter. Dinginnya air dan suasananya yang asri membuat lelahnya perjalanan terasa tak sia-sia.


Puas menikmati keindahan Curug Cibareubeuy, saatnya kami berjalan lagi sekitar sepuluh menit untuk sampai di Menara Selfie. Kenapa disebut Menara Selfie? Karena banyak yang berpoto selfie disini :))). Di Menara ini banyak spot untuk berpoto. Selain itu kita juga bisa melihat Curug Cibareubeuy dari ketinggian.



Nah lokasi terakhir adalah Curug Pandawa. Dari Menara Selfie kita hanya harus turun untuk menuju lokasi ini. Curugnya tidak tinggi namun bertingkat.


Sekian cerita one day trip yang melelahkan dan menyenangkan kami. See yaa...
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Older Posts

Slice of Lyfe

Labels

  • PERSONAL THOUGHT
  • POEM
  • REVIEW
  • TRIP

Popular Posts

  • Menjadi Seorang INFP
  • Pengalaman Mempunyai Akun Online Dating
  • Kursus Online di Udemy
  • MENIKAH.
  • Menikmati Kopi di Tuang Cafe

Blog Archive

  • ▼  2019 (1)
    • ▼  February 2019 (1)
      • Firefly Coffee Shop, Menawarkan Kopi Khas Papua
  • ►  2018 (32)
    • ►  December 2018 (1)
    • ►  September 2018 (1)
    • ►  August 2018 (2)
    • ►  July 2018 (5)
    • ►  June 2018 (7)
    • ►  May 2018 (5)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  March 2018 (3)
    • ►  February 2018 (1)
    • ►  January 2018 (4)
  • ►  2017 (11)
    • ►  December 2017 (11)
Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose