Who Wants To Be A Happyologist?

by - April 28, 2018

Saat sedang iseng mencari artikel tentang 'Happy' di mesin pencarian Google, tiba-tiba mata saya tertarik pada satu kata yang baru bagi saya yaitu 'Happyologist'. Adakah yang sudah pernah mendengar dan mengetahui istilah itu sebelumnya? Kalau saya sih baru tau. How 'cupu' I am --"

Jadi apa sih Happyologist itu? Happyologist adalah sebutan bagi seseorang yang mempelajari happyology -studi tentang kebahagiaan-. Someone who understands that living with gratitude (even in hard situations) shifts the heart and the head into a better condition.

"Wow keren!", itu kata pertama yang terlintas di pikiran saya setelah mengetahui definisinya. "Berarti para happyologist ini hidupnya bahagia terus ya. Gak pernah sedih. Asik banget.", dan itu kesimpulan saya selanjutnya. Dan ternyata kesimpulan saya itu salah banget. Yang namanya hidup mana ada yang bahagia terus tanpa ada sedih, di cerita fiksi aja banyak banget adegan sedihnya apalagi di kehidupan nyata. Ehmm iya juga sih, hehe.

Jadi ternyata yang membedakan kita dengan para happyologist ini adalah they decided to live with gratitude, they choose happy. Walaupun masalah demi masalah datang bagai badai yang menghadang dan membuat bumi seolah berguncang, bahkan membuat kita kehilangan keseimbangan dalam hidup (hiperbola sekali ya, :D), they train their hearts and minds to see the good in every situations. Mereka percaya bahwa selalu ada hal yang baik dari setiap kejadian. Mereka memilih untuk berpikir positif.

Menurut para happyologist, jika kita ingin bahagia, kita sangat bergantung pada kualitas pikiran kita. Dengan kualitas pikiran yang baik, saat kita mengalami sesuatu hal yang kurang menyenangkan, kita dapat memahami bahwa kita tidak dapat mengubah situasi tersebut, namun kita dapat mengubah cara pandang kita.

Menjadi bahagia bukan tentang selalu merasa puas atas pencapaian diri, melainkan tentang menerima dengan hati yang lapang atas apa yang terjadi setiap harinya dan fokus terhadap hal-hal yang positif dan mengambil manfaat dari kejadian tersebut. Jadi, dengan dapat menerima baik dan buruknya apa yang terjadi di hidup kita akan membuat kita lebih bersyukur, optimis dan memiliki harapan yang baik. Dan pada akhirnya emosi-emosi positif itu dapat menjadikan kita lebih sehat, bahagia dan puas dengan hidup kita.

Ingin berbahagia? Mari pilih bahagia :)

You May Also Like

2 comments

  1. Saya juga baru mendengar mbak tentang happyologist. Dan memang, bersyukur itu kunci dari kebahagiaan ya mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, mba. Tapi kadang sulit sih untuk bersyukur, jadi perlu dibiasakan.

      Delete