Anger Management

by - June 02, 2018

Beropini boleh kan? Boleh dong. Jadi gini, beberapa hari yang lalu di dunia maya lagi heboh banget karena ada case yang dialami oleh salah satu influencer Indonesia. Kebetulan aku adalah salah satu followers-nya di instagram. Kenapa aku nge-follow dia? Karena dia itu keren banget menurutku. Cerdas, wawasannya luas, kritis, pokoknya inspiring person banget deh.

Nah beberapa hari yang lalu dia mendapatkan sexual harassment secara verbal di DM instagram. Kemudian dia bikin instastory yang nunjukin isi DM-nya plus poto pengirim DM itu, dan ternyata itu fake account yang pake poto orang. Setelah tau kalo itu fake account, dia langsung konfirmasi di instastory-nya.

Si pemilik poto yang asli kemudian menghubungi si influencer ini untuk take down his photo dari instastory karena dia mendapatkan banyak komen negatif dari orang-orang yang ngira kalo dia adalah orang yang nge-DM si influencer itu. Karena merasa gak ditanggapi oleh si influencer, si pemilik poto ini membuat instastory dengan permintaan yang sama, namun si influencer ini merasa kata-kata si pemilik poto itu memojokkan dia. Lalu terjadilah ribut-ribut di DM mereka. Si influencer ini mungkin karena lagi emosi jadinya speak harmful gitu ke si pemilik poto. Kata-katanya lumayan kasar lah ya.

Kalo baca isi DM-nya sih kayanya masalahnya bisa diselesaikan tanpa harus ribut-ribut. Menurutku sih si pemilik poto ini cuma pingin si influencer meminta maaf dengan benar dan tulus, bukannya terus menerus mengklarifikasi dan sampai mengeluarkan kata-kata yang kasar.

Pelajaran yang bisa diambil dari kasus ini sih menurutku belajar untuk mengontrol emosi. Kita memang gak bisa menghindari apapun yang bisa bikin kita emosi tapi paling tidak kita bisa berusaha untuk mengendalikan reaksi kita saat emosi.

Selain itu kita juga harus belajar untuk mendengarkan orang lain. Bukan hanya mendengarkan untuk memberi respond tapi juga mendengarkan untuk memahami apa yang orang lain katakan dan butuhkan. Tuhan ngasih kita dua telinga dan satu mulut mungkin dengan maksud agar kita lebih sering mendengarkan daripada berbicara.

Kita juga jangan gengsi untuk meminta maaf dan merasa berat hati untuk memberi maaf. A little apology won't hurt, right? Ada video seorang dokter yang aku tonton di Facebook bilang gini, "Saya ndak pernah gengsi untuk meminta maaf, karena makin tua makin banyak dosa, bukan makin bener, makanya makin tua harus makin wise."

Nah, marilah belajar untuk lebih bisa mendengarkan orang lain dan tidak gengsi untuk meminta dan memberi maaf for living life in peace.

Oia, ini agak out of the topic sih, buat yang berwajah manis, manja dan ngegemesin baiknya lebih berhati-hati dalam nge-share poto biar gak disalahgunakan sama orang-orang yang gak bertanggungjawab.

Ehm... it's just my opinion ya, guys. Maaf-maaf kalo ada yang gak sependapat ato merasa tersinggung dengan kata-kataku. Keep love, peace and gawls 😎

You May Also Like

0 comments